Wednesday, October 15, 2025
Beranda2025Masjid Darul Muqomah Malabar

Masjid Darul Muqomah Malabar

Alamat Website Masjid : https://darulmuqomah-wnj.mamusda.id

Masjid Darul Muqomah berdiri di atas tanah wakaf milik kedua orang tua Bapak Suratin dan Ibu Sumiyati. Sebelum menjadi masjid seperti sekarang, tempat ini dulunya adalah sebuah mushola kecil bernama Darusalam, yang dibangun pada tanggal 20 Oktober 1997. Ukurannya hanya 6 x 6 meter, tapi sudah menjadi tempat ibadah dan kegiatan keagamaan warga sekitar selama bertahun-tahun.

Seiring waktu, muncul keinginan untuk memperluas dan memperbaiki mushola tersebut agar bisa digunakan lebih nyaman. Keinginan ini datang dari putra Bapak Suratin, yaitu Mas Arif, yang saat itu masih kuliah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Mas Arif pun membuat proposal untuk mencari bantuan dana pembangunan, tapi sempat bingung ke mana harus mengirimkan proposal itu.

Hingga suatu hari, saat melayani di toko bangunan, Mas Arif bertemu Bapak Sukiwan, yang kebetulan sedang membeli material bangunan dan ternyata beliau adalah pengurus penyaluran bantuan pembangunan masjid dari Timur Tengah melalui Yayasan Perindu Surga. Dari situlah titik terang mulai muncul, Proposal yang sempat tertunda itu akhirnya diserahkan, dan tak disangka-sangka, langsung dibaca serta disambut baik oleh Bapak Sukiwan.

Beberapa minggu kemudian, kabar baik datang: proposal disetujui, dan bantuan dana akan diberikan. Dana ini berasal dari wakaf  Muhamad Mar’i Al-Amry dari arab saudi  yang disalurkan lewat Yayasan Perindu Surga.Tapi ada satu syarat, yaitu lahan masjid harus diperluas. Setelah berdiskusi bersama keluarga, kakak sepupu Mas Arif pun menyetujui adanya pembelian sebagian tanah miliknya yang berada di samping mushola. 

Pembangunan masjid pun dimulai. Dengan semangat gotong royong, dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pada tanggal 20 September 2017, Masjid Darul Muqomah resmi berdiri dengan ukuran yang jauh lebih besar, yaitu 12 x 12 meter. Setelah selesai dibangun, kepengurusan masjid pun dibentuk. Bapak Jaenal Abidin, S.Pd. diamanahkan sebagai ketua takmir sekaligus imam masjid. Sedangkan Bapak Kyai Suratin menjadi penasehat masjid.

Masjid ini langsung aktif digunakan untuk berbagai kegiatan ibadah. Anak-anak rutin mengaji setiap sore, dan kegiatan rutin seperti pengajian dan IPNUAN membuat suasana masjid semakin hidup. Namun sempat ada masa ketika kegiatan mengaji anak-anak terhenti karena tidak ada guru ngaji.

Alhamdulillah, tahun ini datang mahasiswa KKN dari Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap yang membawa program bernama MAMUSDA (Masjid Mushola Berdaya). Mereka membantu menghidupkan kembali kegiatan mengaji anak-anak yang sempat vakum. Kini, kegiatan mengaji dilaksanakan setiap malam setelah Maghrib, dan disambut antusias oleh warga.Masjid Darul Muqomah tidak hanya menjadi tempat salat, tapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. Masjid ini tumbuh bersama warganya dan menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments